play free online games

hanya dengan mengklik iklan anda akan di bayar dengan $

Rabu, 11 Desember 2013

makalah bencana : Tindakan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung Berapi



 Assalammu'alaikum WR.WB jumpa lagi sama saya hari ini saya akan membagikan makalah bencana tentang Tindakan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung Berapi silahkan di baca..




Makalah bencana

Tindakan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung Berapi


                                                            Di susun oleh:
kelompok V
Amri
Fazillawati
Hardi susanto
Hendra nurullah
Julia ena safrida
Kiki rizki nanda
Masnidar
Ramlah


 




AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IM BANDA ACEH
TAHUN AJARAN
2012/2013
KATA PENGANTAR
BISMIL2

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan makalah Keperawatan bencana ini dengan judul “tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi” Shalawat dan salam peneliti hantarkan keharibaan junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam Penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Ns.Ambia.S,kep, selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan saran serta bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan makalah ini
Akhir kata penulis memanjatkan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Banda Aceh,10  Maret  2013

                                  Penulis  




LEMBAR JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................    iii

BAB        I      :      PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang...................................................................... 1
B.       Tujuan ............................................................................. .... 1
1.      Tujuan Umum........................................................... .... 1
2.      Tujuan Khusus............................................................... 1

BAB       II     :      TINJAUAN TEORITIS
A.      Pengertian bencana.......................................................... .... 5
B.       Pengertian gunung berapi................................................ .... 5
C.       Mitigasi bencana gunung berapi...................................... .. 12
D.      Tindakan persiapan bencana  gunung berapi................... .. 13
E.       Penanganan bencana gunung berapi................................... 18


BAB      III      :    PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................ .. 20        
B.     Saran ................................................................................. .. 20        

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….     21


                                                                         BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.




B.       Tujuan

a.         Tujuan umum
Tujuan umum yaitu penulis mampu menjelaskan pentingnya tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi.

b.        Tujuan Khusus
1.        penulis mengetahui definisi gunung berapi
2.        penulis mengetahui mitigasi bencana gunung berapi
3.        penulis mengetahui tindakan kesiapsiagaan gunung berapi
4.        penulis mengetahui penanganan bencana gunung berapi



BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.Pengertian Bencana

Adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau yang disebabkan ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan, dimana masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.


B.Pengertian gunung berapi
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi merupakan bagian dari fenomena alam yang terus terjadi seiring dengan peradaban mahluk di bumi, gunung berapi diyakini sebagai simbol singgasana atau tempat dewa bersemayam, yang ketika gunung tersebut memuntahkan lava dan lahar, dikatakan bahwa dewa sedang marah. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
  • Gas vulkanik
  • Lava dan aliran pasir serta batu panas
  • Lahar
  • Tanah longsor
  • Gempa bumi
  • Abu letusan
  • Awan panas (Piroklastik).
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status
Makna
Tindakan
AWAS
  • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  • Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
  • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  • Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Koordinasi dilakukan secara harian
  • Piket penuh
SIAGA
  • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  • Peningkatan intensif kegiatan seismik
  • Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
  • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
  • Sosialisasi di wilayah terancam
  • Penyiapan sarana darurat
  • Koordinasi harian
  • Piket penuh
WASPADA
  • Ada aktivitas apa pun bentuknya
  • Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
  • Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  • Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
  • Penyuluhan/sosialisasi
  • Penilaian bahaya
  • Pengecekan sarana
  • Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
  • Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
  • Level aktivitas dasar

             Gunung berapi meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Akibat letusan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia.
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.


Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu :
Bahaya Utama (Primer)
a)      Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 – 700 Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).

b)      Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200?C), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai "bom vulkanik".

c)      Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.

d)     Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.

e)      Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.

f)       Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.

Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia. Hasil dari letusan gunung berapi tersebut antara lain :

a)      Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi. Gas-gas yang dikeluarkan antara lain Karbon Monoksida (CO), KarbonDioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen(N2) yang membahayakan bagi manusia.

b)      Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

c)      Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat yang tinggal dilereng gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.

d)     Awan panas adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karenatidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turundan akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Ini yang biasa disebut “wedhus gembel”.

e)      Abu letusan gunung berapi adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.
Sedangkan dampak bagi masyarakat sekitar antara lain :
  1. Permasalahan pernapasan dan kesulitan penglihatan
  2. Pencemaran sumber air bersih
  3. Badai listrik
  4. Gangguan kerja mesin dan kendaraan bermotor
  5. Kerusakan atap
  6. Kerusakan ladang dan lingkungan sekitar
  7. Kerusakan infrastruktur seperti jalan dan bandar udara.
C.MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI
Dari latar belakang tentang bencana alam di Indonesia, mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan utamanya yaitu mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan penjinakan / peredaman atau dikenal dengan istilah Mitigasi.
Mitigasi:
  • Mitigasi struktural, berupa bangunan-bangunan fisik yang sifatnya untuk mencegah atau mengurangi dampak dari suatu ancaman gunung api. Perlu diperhatikan bahwa mitigasi yang dilakukan harus sesuai dengan konteks ancaman, contohnya: pembangunan dam di sungai-sungai yang berada di bagian bawah untuk tujuan memitigasi ancaman lahar dingin, memasang alat peringatan dini, alat pemantauan gunung api.
  • Mitigasi non struktural, adalah upaya-upaya yang dilakukan di masyarakat untuk mengurangi kerentanan-kerentanan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana, contohnya: pelatihan kebencanaan, pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD) dll.
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
a.       Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.

b.      Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.

c.       Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.

d.      Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.

e.       Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat

D.Tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi
Untuk menghindari terjadinya korban jiwa dari letusan gunung berapi ini diperlukan tindakan kesiapsiagaan dalam menghadapi letusan gunung berapi. Tindakan yang harus dilakukan dibagi menjadi 3 tindakan utama yaitu ; tindakan persiapan, tindakan saat terjadi letusan, tindakan pasca letusan
A. Tindakan Persiapan sebelum terjadi letusan gunung api
Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api antara lain :
  1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman- ancamannya;
  2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;
  3. Membuat sistem peringatan dini;
  4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api;
  5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang;
  6. Membuat perencanaan penanganan bencana;
  7. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan;
  8. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
  9. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi.
  10. .Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masingmasing serta bagan alur keadaan darurat.
  11. Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :

Ø  Lahar dan banjir bandang.
Ø  Longsor dan hujan batu (material gunung api).
Ø  Earthquake.
Ø  Hujan abu dan hujan asam.
Ø  Tsunami
  1. Lakukan rencana evakuasi.
  2. Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat rute mana yang aman untuk dilalui.
  3. Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi.
  4. Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya yang dewasa sedang bekerja dan anakanak sedang sekolah) usahakan untuk berkumpul dalam keluarga jangan terpisah.
  5. Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai ‘hubungan keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk kontak jarak jauh. Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat dan nomor telepon anggota keluarga yang lain.
  6. Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :
Ø  Batere/ senter dan extra batu batere.
Ø  Obatobatan untuk pertolongan pertama.
Ø  Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
Ø  Pembuka kaleng.
Ø  Masker debu.
Ø  Sepatu boot.
  1. Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.
  2. Hubungi pihakpihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
  3. Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi  berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunung api akan sangat berbahaya.
  4. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya
B. Tindakan saat terjadi letusan gunung api
Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api antara lain :
  1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar;
  2. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
  3. Masuk ruang lindung darurat;
  4. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
  5. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
  6. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata;
  7. Jangan memakai lensa kontak;
  8. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
  9. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.



C. Tindakan pasca letusan gunung api
Yang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api antara lain :
  1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan
  3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.
  4. Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
  5. .Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungaisungai yang berhulu di puncak gunung yang sedang meletus.
  6. Apabila terjebak di dalam ruangan/rumah :
Ø  Tutup seluruh jendela, pintupintu masuk dan lubang/keran.
Ø  Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
Ø  Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung.
  1. Apabila berada di ruang terbuka:

Ø  Cari ruang perlindungan.
Ø  Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola.
Ø  Apabila terjebak dekat suatu aliran, hatihati terhadap adanya aliran lahar.Cari tempat yang lebih tinggi terutama.
Ø  Lindungi diri anda dari hujan.
Ø  Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana panjang.
Ø  Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
Ø  Gunakan masker debu atau gunakan kain/sapu tangan untuk melindungi pernapasan anda.
Ø  Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya untuk memastikan suara datangnya banjir lahar.
  1. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api.
  2. Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus. Hindari lembahlembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang dapat membawa maut.
  3. Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir bahaya letusan gunung api.
  4. Apabila mungkin, hindari daerahdaerah zona hujan abu.
  5. Apabila berada di luar ruangan:

Ø  Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat mengiritasi system pernapasan anda.
Ø  Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
Ø  Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunungapi.
Ø  Bersihkan atap dari hujan debu gunungapi.
Ø  Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap  bangunan. Hatihati ketika bekerja di atap bangunan rumah..
  1. Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak dengan debu gunung api.
  2. Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.
  3. Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan pertolongan seperti orang tua, orang yang cacat fisik, anakanak yang tidak memiliki orang tua dan sebagainya.



E.Penanganan Bencana Letusan Gunung Berapi
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.

a.Penanganan sebelum terjadi letusan

1.      Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif.
2.      Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko   Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi
3.      Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi
4.      Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
5.      Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di       gunung berapi
6.      Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti peningkatan sarana san prasarana

b. Penanganan saat terjadi letusan

1.      Membentuk tim gerak cepat
2.      Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan peralatan yang memadai
3.      Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan
4.      Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur

c. Penanganan setelah terjadi letusan

1.                Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan
2.                Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
3.                Mmemberikan saran penanggulangan bencana
4.                Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
5.                Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
6.                Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun
7.                Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.



BAB III
 PENUTUP

KESIMPULAN
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini



DAFTAR PUSTAKA
1. Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana, Jakarta : Yudhistira
2. http://www.google.com//sejuta_bencana_terencana_di_Indonesia.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam

demikianlah hasil wacana saya tentang makalah bencana yang berjudul  Tindakan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung Berapi,semoga apa yang ada di dalamnya bisa berguna bagi siapapun yang membacanya,Aaamiin ya rabbal 'alamin.......
terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar