Assalammu'alaikum WR.WB jumpa lagi sama saya hari ini saya akan membagikan makalah bencana tentang Tindakan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung Berapi silahkan di baca..
Makalah bencana
Tindakan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung Berapi
Di
susun oleh:
kelompok V
Amri
Fazillawati
Hardi susanto
Hendra
nurullah
Julia ena
safrida
Kiki rizki
nanda
Masnidar
Ramlah
AKADEMI
KEPERAWATAN KESDAM IM BANDA ACEH
TAHUN AJARAN
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur peneliti
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti
telah dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
bencana ini
dengan judul “tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi” Shalawat
dan salam peneliti hantarkan keharibaan junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam Penyusunan makalah ini penulis banyak
menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari semua pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bapak Ns.Ambia.S,kep, selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan
saran serta bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari titik kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran untuk kesempurnaan makalah ini
Akhir kata penulis
memanjatkan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Banda Aceh,10 Maret 2013
Penulis
LEMBAR JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................
iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................. .... 1
1. Tujuan Umum........................................................... .... 1
2. Tujuan Khusus............................................................... 1
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian bencana.......................................................... .... 5
B. Pengertian gunung berapi................................................ .... 5
C. Mitigasi bencana gunung berapi...................................... .. 12
D. Tindakan persiapan bencana
gunung berapi................... .. 13
E. Penanganan bencana gunung berapi................................... 18
BAB III
: PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ .. 20
B. Saran ................................................................................. .. 20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan.
Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap
maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang
mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu
berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam.
Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama
datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan
itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah
diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan
sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Tujuan umum yaitu penulis mampu menjelaskan pentingnya tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung berapi.
b. Tujuan Khusus
1.
penulis mengetahui definisi gunung berapi
2.
penulis
mengetahui mitigasi bencana gunung berapi
3.
penulis
mengetahui tindakan kesiapsiagaan gunung berapi
4.
penulis
mengetahui penanganan bencana gunung berapi
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
A.Pengertian Bencana
Adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau yang disebabkan ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan, dimana masyarakat setempat tidak dapat mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.
B.Pengertian gunung berapi
Gunung berapi atau
gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi,
termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi
merupakan bagian dari fenomena alam yang terus terjadi seiring dengan peradaban
mahluk di bumi, gunung berapi diyakini sebagai simbol singgasana atau tempat
dewa bersemayam, yang ketika gunung tersebut memuntahkan lava dan lahar,
dikatakan bahwa dewa sedang marah. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia,
tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang
berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin
Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung
meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari
letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa
abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang
lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya
dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung
berapi (sumber:MPBI)
- Gas vulkanik
- Lava dan aliran pasir serta batu panas
- Lahar
- Tanah longsor
- Gempa bumi
- Abu letusan
- Awan panas (Piroklastik).
Tingkat
isyarat gunung berapi di Indonesia
|
||
Status
|
Makna
|
Tindakan
|
AWAS
|
|
|
SIAGA
|
|
|
WASPADA
|
|
|
NORMAL
|
|
Gunung berapi meletus
akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan
tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan
magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan
lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Akibat letusan tersebut bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan
kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang
terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi
Banten, Indonesia.
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api
berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.
Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui
rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Setiap
gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan
atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut
kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya
letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan
Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu :
Bahaya Utama (Primer)
a)
Awan
Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala
ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang
jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng.
Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 – 700 Celcius, kecepatan lumpurnyapun
sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
b)
Lontaran
Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh
lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai
ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200?C), ukuran materialnya
pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai,
bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai "bom
vulkanik".
c)
Hujan
Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang
berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai
hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus,
material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah,
pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam
sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
d)
Lava,
merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir
mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin,
maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan
menjadi ladang batu.
e)
Gas
Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini
dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di
daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2,
dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang
memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu,
Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
f)
Tsunami,
umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi
material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke
arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material
letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus
adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
Bahaya
Ikutan (Sekunder)
Bahaya
ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan
berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material
dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan
tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan
lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Letusannya membawa
abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri
daerah sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang
besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran
iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia. Hasil
dari letusan gunung berapi tersebut antara lain :
a)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang
dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi. Gas-gas yang dikeluarkan antara
lain Karbon Monoksida (CO), KarbonDioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S),
Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen(N2) yang membahayakan bagi manusia.
b)
Lava adalah cairan magma bersuhu sangat
tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu
mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan
lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
c)
Lahar juga merupakan salah satu ancaman
bagi masyarakat yang tinggal dilereng gunung berapi. Lahar adalah banjir
bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran
lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar
panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air
danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari
mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental
dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.Lahar
adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng
gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari
campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar
letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang
memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan
material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
d)
Awan panas adalah hasil letusan gunung
api yang paling berbahaya karenatidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari
awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan
panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas,
mengalir turundan akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan lembah.
Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas,
dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan
adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke
atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di
sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan
ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat
mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan,
leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas.
Ini yang biasa disebut “wedhus gembel”.
e)
Abu letusan gunung berapi adalah
material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa
dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Abu Letusan gunung api adalah material
letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan
ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung
Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai
berminggu-minggu.
Sedangkan dampak bagi masyarakat
sekitar antara lain :
- Permasalahan pernapasan dan kesulitan penglihatan
- Pencemaran sumber air bersih
- Badai listrik
- Gangguan kerja mesin dan kendaraan bermotor
- Kerusakan atap
- Kerusakan ladang dan lingkungan sekitar
- Kerusakan infrastruktur seperti jalan dan bandar udara.
C.MITIGASI
BENCANA GUNUNG BERAPI
Dari latar belakang tentang bencana alam di
Indonesia, mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan
sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan
utamanya yaitu mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang
mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya
bencana, yaitu terutama kegiatan penjinakan / peredaman atau dikenal dengan
istilah Mitigasi.
Mitigasi:
- Mitigasi struktural, berupa bangunan-bangunan fisik yang sifatnya untuk mencegah atau mengurangi dampak dari suatu ancaman gunung api. Perlu diperhatikan bahwa mitigasi yang dilakukan harus sesuai dengan konteks ancaman, contohnya: pembangunan dam di sungai-sungai yang berada di bagian bawah untuk tujuan memitigasi ancaman lahar dingin, memasang alat peringatan dini, alat pemantauan gunung api.
- Mitigasi non struktural, adalah upaya-upaya yang dilakukan di masyarakat untuk mengurangi kerentanan-kerentanan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana, contohnya: pelatihan kebencanaan, pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD) dll.
Upaya
memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung
berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
a. Pemantauan, aktivitas gunung api
dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data
harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi
SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda
setempat.
b. Tanggap Darurat, tindakan yang
dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara
lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan
tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
c. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana
Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah
rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos
penanggulangan bencana.
d. Penyelidikan gunung berapi
menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan
ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
e. Sosialisasi, petugas melakukan
sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di
sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi
kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat
D.Tindakan kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung
berapi
Untuk menghindari terjadinya korban
jiwa dari letusan gunung berapi ini diperlukan tindakan kesiapsiagaan dalam
menghadapi letusan gunung berapi. Tindakan yang harus dilakukan dibagi menjadi
3 tindakan utama yaitu ; tindakan persiapan, tindakan saat terjadi letusan,
tindakan pasca letusan
A. Tindakan Persiapan sebelum
terjadi letusan gunung api
Beberapa persiapan yang harus
dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api antara lain :
- Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman- ancamannya;
- Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman;
- Membuat sistem peringatan dini;
- Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api;
- Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang;
- Membuat perencanaan penanganan bencana;
- Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan;
- Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
- Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi.
- .Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing‐masing serta bagan alur keadaan darurat.
- Waspadai
mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :
Ø Lahar
dan banjir bandang.
Ø Longsor
dan hujan batu (material gunung api).
Ø Earthquake.
Ø Hujan
abu dan hujan asam.
Ø Tsunami
- Lakukan rencana evakuasi.
- Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api, harus ingat rute mana yang aman untuk dilalui.
- Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi.
- Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya yang dewasa sedang bekerja dan anak‐anak sedang sekolah) usahakan untuk berkumpul dalam keluarga jangan terpisah.
- Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai ‘hubungan keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk kontak jarak jauh. Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat dan nomor telepon anggota keluarga yang lain.
- Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :
Ø Batere/
senter dan extra batu batere.
Ø Obat‐obatan
untuk pertolongan pertama.
Ø Makanan
dan air minum untuk keadaan darurat.
Ø Pembuka
kaleng.
Ø Masker
debu.
Ø Sepatu
boot.
- Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.
- Hubungi pihak‐pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
- Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunung api akan sangat berbahaya.
- Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan secepatnya
B. Tindakan saat terjadi letusan gunung
api
Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi
letusan gunung api antara lain :
- Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar;
- Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
- Masuk ruang lindung darurat;
- Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
- Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
- Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata;
- Jangan memakai lensa kontak;
- Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
- Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
C. Tindakan pasca letusan gunung api
Yang sebaiknya dilakukan setelah
terjadinya letusan gunung api antara lain :
- Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
- Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan
- Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian.
- Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
- .Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai‐sungai yang berhulu di puncak gunung yang sedang meletus.
- Apabila terjebak di dalam ruangan/rumah :
Ø Tutup
seluruh jendela, pintu‐pintu masuk dan
lubang/keran.
Ø Letakkan
seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
Ø Bawa
binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung.
- Apabila
berada di ruang terbuka:
Ø Cari
ruang perlindungan.
Ø Apabila
terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola.
Ø Apabila
terjebak dekat suatu aliran, hati‐hati
terhadap adanya aliran lahar.Cari tempat yang lebih tinggi terutama.
Ø Lindungi
diri anda dari hujan.
Ø Kenakan
pakaian kemeja lengan panjang dan celana panjang.
Ø Gunakan
kacamata untuk melindungi mata anda.
Ø Gunakan
masker debu atau gunakan kain/sapu tangan untuk melindungi pernapasan anda.
Ø Matikan
mesin mobil atau kendaraan lainnya untuk memastikan suara datangnya banjir
lahar.
- Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/lembaga yang berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api.
- Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus. Hindari lembah‐lembah sungai dan daerah yang rendah. Mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang dapat membawa maut.
- Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir bahaya letusan gunung api.
- Apabila mungkin, hindari daerah‐daerah zona hujan abu.
- Apabila
berada di luar ruangan:
Ø Tutup
mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat mengiritasi system pernapasan anda.
Ø Gunakan
kacamata untuk melindungi mata anda.
Ø Lindungi
kulit anda dari iritasi akibat debu gunungapi.
Ø Bersihkan
atap dari hujan debu gunungapi.
Ø Hujan
debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya
atap bangunan. Hati‐hati ketika bekerja di
atap bangunan rumah..
- Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak dengan debu gunung api.
- Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.
- Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan pertolongan seperti orang tua, orang yang cacat fisik, anak‐anak yang tidak memiliki orang tua dan sebagainya.
E.Penanganan Bencana
Letusan Gunung Berapi
Penanganan
bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan
sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.
a.Penanganan sebelum terjadi letusan
1.
Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada
semua gunung berapi yang aktif.
2.
Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan
Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya
Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi
3.
Melaksanakan prosedur tetap
penanggulangan bencana letusan gunung berapi
4.
Melakukan pembimbingan dan pemberian
informasi gunung berapi
5.
Melakukan penyelidikan dan penelitian
geologi, geofisika dan geokimia di gunung
berapi
6.
Melakukan peningkatan sumberdaya manusia
(SDM) dan pendukungnya seperti peningkatan sarana san prasarana
b. Penanganan saat terjadi letusan
1.
Membentuk tim gerak cepat
2.
Meningkatkan pemantauan dan pengamatan
dengan didukung oleh penambahan peralatan yang memadai
3.
Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan
alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan
4.
Memberikan rekomendasi kepada pemerintah
setempat sesuai prosedur
c. Penanganan setelah terjadi letusan
1.
Menginventarisir data, mencakup sebaran
dan volume hasil letusan
2.
Mengidentifikasi daerah yang terancam
bencana
3.
Mmemberikan saran penanggulangan bencana
4.
Memberikan penataan kawasan jangka
pendek dan jangka panjang
5.
Memperbaiki fasilitas pemantauan yang
rusak
6.
Menurunkan status kegiatan, bila keadaan
sudah menurun
7.
Melanjutkan pemantauan secara
berkesinambungan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gunung meletus,
terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas
yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi
terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh
radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90
km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang
besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran
iklim di bumi ini
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahman, Dhohir Taufik dan
Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana, Jakarta : Yudhistira
2.
http://www.google.com//sejuta_bencana_terencana_di_Indonesia.
3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
demikianlah hasil wacana saya tentang makalah bencana yang berjudul Tindakan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung
Berapi,semoga apa yang ada di dalamnya bisa berguna bagi siapapun yang membacanya,Aaamiin ya rabbal 'alamin.......
terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar