hari ini saya akan membagikan proposal TAK tentang DPD
baiklah tanpa basa-basi lebih jauh saya akan membagikan proposal kegiatan TAK saya bersama teman-teman saya sewaktu kami lagi praktek di rumah sakit jiwa.
Proposal
DI SUSUN
OLEH:
·
IFTARDI
·
JONNY
RAFLIZAR
·
MARLINA
ECE APONTO
·
MASKUR
·
MASNIDAR
·
MASTURA
·
MAULIZAR
·
MELLA
KARMELA
·
RISDIANTO
AKADEMI
KEPERAWATAN KESDAM IM
BANDA
ACEH
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri”ini dengan
lancar.penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi salahsatu tugas yang di
berikan oleh CI lahan kami yaitu Ns.Isna,S.Kep.
Proposal
ini di tulis dari hasil penyusunan referensi buku yang telh kami peroleh dari
berbagai buku yang berkaitan dengan konsep Terapi Aktivitas Kelompok,tak lupa
kami bag terima kasih kepada CI lahan kami atas bimbingan dan arahan beliau
kami dapat menyelesaikan penulisan proposal ini.
Kami berharap,dengan membaca proposal
ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,dan dapat menambah wawasan kita
mengenai Terapi Aktivitas Kelompok .memang proposal ini masih jauh dari
sempurna,maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
menujun arah yang lebih baik.
Banda Aceh, Februari 2013
Penyusun
kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Terapi aktivitas kelompok
merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik yang dilakukan dalam
sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka pencapaian
penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam
kegiatan aktivitas kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit banyak dapat
diatasi dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.
Pemahaman akan jati diri pada
seorang pasien akan sangat menentukan penentuan terhadap citra diri positif
pasien. Pengembangan dan eksplorasi mendalam terhadap kekuatan dan kelemahan
diri akan sangat penting artinya dalam pencapaian pemahaman obyektif terhadap
realitas diri dan sekaligus modal dasar pembangunan citra diri untuk kemudian
mengembangkan peran diri. Pemahaman yang benar dan realtistis terhadap kekuatan
dan kelemahan diri merupakan salah satu kunci peningkatan konsep diri
positif sebagai salah satu modal dalam pengelolaan gangguan jiwa; khususnya
yang dipengaruhi adanya citra diri negatif seperti rasa tidak mampu, kekurangan
fisik, kekurangan fisiologis, rasa minder dan sebagainya.
Berdasarkan pemikiran diatas,
maka Terapi aktivitas kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan citra diri
positif melalui eksplorasi kekuatan dan kelemahan diri.
B.
Tujuan
a.
Tujuan umum
Tujuan umum
yaitu klien mampu memahami pentingnya tata cara toileting(BAB/BAK) serta
manfaat dan herugian tidak BAB/BAK yang baik
b.
Tujuan Khusus
1.
Klien mampu menyebutkan
secara mandiri cara BAB/BAK
2.
Klien mampu menyebutkan
tempat BAB/BAK
3.
Klien mampu menyebutkan
cara melakukan BAB/BAK
4.
Klien mampu menyebutkan
cara membersihkan BAB/BAK
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep
Defisit Perawatan Diri
a. Pengertian
Kurang perawatan diri adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan,
toileting) (Nurjannah, 2004).
Kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah 2000).
b.Klasifikasi
defisit perawatan diri
1. Kurang
perawatan diri : Mandi / kebersihan
2. Kurang perawatan diri :
Mengenakan pakaian / berhias.
3. Kurang perawatan diri : Makan
4.Kurang perawatan diri : Toileting
c. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000)
Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1.Kelelahan
fisik
2. Penurunan
kesadaran
Menurut (Dep Kes, 2000), Penyebab kurang perawatan diri
adalah :
1.Faktor
prediposisi
a)Perkembangan
: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b)Biologis :
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c) Kemampuan
realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d)Sosial :
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2.Faktor
presipitasi
Adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kogniti atau
perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59)
Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a)Body Image :
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan
dirinya.
b)Praktik
Sosial : Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c)Status Sosial
Ekonomi : Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d)Pengetahuan :
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat
meningkatkan kesehatan.
e)Budaya : Di
sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f)Kebiasaan
seseorang : Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g)Kondisi fisik
atau psikis : Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya.
.
d.Manifestasi
klinis
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah :
1) Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan
merasa hina.
3) Sosial
a.
Interaksi kurang.
b.
Kegiatan kurang
c.
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d.
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
B.
Konsep terapi
Aktivitas Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang
saling berhubungan, saling bergantung satu sama lain dan menyepakati suatu
tatanan norma tertentu. Individu dalam kelompok saling mempengaruhi dan
bertukar informasi melalui komunikasi. Dinamika dalam kelompok bahkan dapat
memfasilitasi perubahan perilaku anggota kelompoknya sehingga apabila kelompok
ini di desain secara sistematis dapat menjadi sarana perubahan perilaku
maladaptif menjadi perilaku adaptif atau dapat difungsikan sebagai terapi.
Terapi menggunakan aktifitas dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi
Aktivitas Kelompok.
Pasien dengan gangguan jiwa mengalami
perubahan perilaku yang ditandai dengan perilaku pasien maladptif, tidak umum,
aneh, tidak lazim, dan menimbulkan distres serta gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Terapi menggunsksan aktivitas dalam kelompok ini
disebut sebagai Terapi Aktivitas Kelompok. Dengan demikian, terapi aktivitas
kelompok sebagai bagian dari terapi kelompok sangat penting diterapkan dalam
penanganan pasien gangguan jiwa dimasyarakat.
Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah
satu jenis terapi pada sekelompok pasien (5-12 orang) yang bersama-sama
melakukan aktivitas tertentu untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi
adaptif. Lama pelaksanan TAK adalah 20-40 menit untuk kelompok yang baru
terbentuk. Untuk kelompok yang sudah kohesif, TAK dapat berlangsung selama
60-120 menit ( Budi Ana Keliat, 2007 )
Terapi Aktivitas Kelompok dibagi
menjadi 4,yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi,terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas stimulasi realita, dan
terapi aktivitasi kelompok sosialisasi.
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Kognitif/Persepsi
Klien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan dalam pada tiap sesi.
Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif.
Aktivitas
berupa stimulus dan persepsi, stimulus yang disediakan: baca
artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara TV (ini merupakan stimulus yang
disediakan), stimlulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses
persepsi klien yang maladaptif atau distruktif, misalnya kemarahan, kebencian,
putus hubungan, pandangan negatif pada orang lain dan halusinasi. Kemudian
dilatih persepsi klien terhadap stimulus.
2. Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Sensori
Aktivitas
digunakan sebagai stimulus pada stimulus sensori klien. Kemudian diobservasi
reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi
perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah dan gerakan tubuh). Biasanya klien
yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan
perasaannya, serta menampilkan respon. Aktivitas yang digunakan sebagai stimlus
adalah: musik, seni, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya
dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan
sebagai stimulus.
3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas
Klien
diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri sendiri dan
orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. demikian pula dengan
orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu dan rencana kedepan. Aktivitas dapat
berupa: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua
kondisi nyata.
4. Terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
Klien dibantu
untuk melakukan sosialisa dengan individu yang ada disekitar klien. sosialisai
dapat dilakukan seara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok dan
massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok. (Budiana
Keliat, 2005).
C. Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok (TAK):
sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah
klien dengan masalah hubungan sosial.
TUJUAN
Tujuan umum TASKS, yaitu klien dapat
meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap. Sementara, tujuan
khususnya adalah:
1. Klien mampu
memperkenalkan diri;
2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok;
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota
kelompok;
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topic
percakapan;
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah
pribadi pada orang lain;
6. Klien mampu bekerjasama dalam permainan
sosialisasi kelompok;
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat
kegiatan TAKS yang telah dilakukan.
AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas TASKS dilakukan tujuh sesi yang melatih
kemampuan sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TASKS adalah klien
dengan gangguan hubungan social berikut.
1. Klien menarik
diri yang telah melakukan interaksi interpersonal.
2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah
berespons sesuai dengan stimulus.
BAB III
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
SESI 1: Memperkenalkan diri
Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi
Aktivita Kelompok ini adalah:
1. Klien
dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri: defisit perawatan diri
2. Klien
yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif
atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
3. Klien
dapat diajak bekerjasama (cooperatif)
Waktu
Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:
Hari, tanggal: Rabu,6 Februari 2013
Waktu :10:00 WIB-
Selesai
Tempat : Ruangan Jeumpa
Nama Klien dan ruangani
Klien yang mengikuti terapi aktivitas
kelompok berjumlah 8 orang, sedangkan sisanya sebagai klien cadangan jika klien
yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan
mengikuti terapi aktivitas kelompok ini serta klien sebagai cadangan adalah:
Klien peserta TAK
1.
Tn. Amri
2.
Tn. Bustamam
3.
Tn. Idrus Azad
4.
Tn. Phelin
5.
Tn. Safrijal
6.
Tn. T.M. Yusuf
7.
Tn. Yuhelmi
Klien peserta cadangan
1. Tn. Jamaluddin
2. Tn. Rahmat Yusuf
Susunan
pelaksana
1.Leader: Maskur
2.Co. Leader:Risdianto
3.Fasilitator
I: Mella karmella
4.Fasilitator
II: Masnizar
5.Fasilitator
III: Marlina Ece Aponno
6.Fasilitator
IV: Iftardi
7.Observer: Jony raflizar
Uraian Tugas
pelaksana
1. Tugas
Leader
v Memimpin
berlangsungnya TAK
v Merencanakan,
mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK
v Menyampaikan
materi sesuai TAK
v Memimpin
diskusi kelompok
2. Tugas
Co. Leader
v Membuka acara
v Mendampingi
leader
v Mengambil alih
posisi leader jika leader bloking
v Menyerahkan
kembali kepada leader posisi leader
v Menutup acara
leader
3. Tugas
fasilitator
v Ikut serta
dalam kegiatan kelompok.
v Memberikan
stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok untuk aktif mengikuti
berlangsungnya TAK.
4. Tugas
Observer
v Mencatat serta
mengamati respon klien (dicatat pada
format yang tersedia).
v Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai
persiapan, proses hingga penutupan.
Setting
1. Klien
dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2.
Ruangan nyaman dan tenang.
Denah Pelaksanaan TAK
Keterangan:
=Leader
=Fasilitator
=Co.Leader
=Observer
=Anggota TAK
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset: “House Mix”
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode:
1. Dinamika
kelompok
2. Diskusi dan
Tanya jawab
3. Bermain peran/
simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih
klien dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.
b. Mmebuat
kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a.Memberi salam
terapeutik: salam dari
terapis.
b.Evaluasi/validasi:
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c.Kontrak:
v Menjelaskan
tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
v Menjelaskan
aturan main berikut.
v Menjelaskan
tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin
kepada terapis.
v Lama kegiatan
45 menit.
v Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a.Jelaskan
kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta bola diedarkan
berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kea rah kiri) dan pada saat tape
dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan dirinya.
b. Hidupkan
kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum
jam.
c.Pada saat
tape dimatikan, anggota kelompok memegang bola mendapat giliran untuk
menyebutkan : salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh
terapis sebagai contoh.
d.Tulis nama
panggilan pada kertas/ papan nama dan temple/pakai.
e. Ulangi b, c,
dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
f.Beri pujian
untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
v Menanyakan
perasaan klien setelah mengikuti TAK
v Memberi pujian
atas keberhasilan kelompok
b. Rencana Tindak
Lanjut
v Menganjurkan
tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di
kehidupan sehari-hari.
v Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri
pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang
akan datang
v Menyepakati
kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.
v Menyepakati
waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS
sesi 1, dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
a. Kemampuan
verbal
No:
|
Aspek yang
Dinilai
|
Nama Klien
|
||||
1.
|
Menyebutkan
Nama Lengkap
|
|||||
2.
|
Menyebutkan nama panggilan
|
|||||
3.
|
Menyebutkan asal
|
|||||
4.
|
Menyebutkan hobi
|
|||||
Jumlah
|
b. Kemampuan
Nonverbal
No:
|
Aspek yang
Dinilai
|
Nama Klien
|
||||
1.
|
Kontak mata
|
|||||
2.
|
Duduk tegak
|
|||||
3.
|
Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
|
|||||
4.
|
Mengikuti kegiatan dari awal dan
akhir
|
|||||
Jumlah
|
SESI II: Tata cara toileting (BAB/BAK)
Tujuan
1.Klien dapat mengenal alat-alat yang digunakan untuk
toileting dan menjelaskan tata
cara BAB/BAK secara mandiri
Setting
1.Terapis dan
klien duduk bersama dalam lingkaran
2.Tempat tenang
dan nyaman
Alat
Peralatan toileting
Metode:
1. Diskusi dan tanya
jawab
2. Bermain peran
dan simulasi
Langkah Kegiatan:
1. Persiapan
a. Memilih
klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan defisit perawatan diri
b. Membuat
kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan
2.Orientasi
a.Salam
teraupetik
1. Salam dan
terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis
3. Menanyakan nama dan panggilan semua
klien
b.Evaluasi/Validasi
Menanyakan pada klien cara melakukan dan membersihkan BAB/BAK
Menanyakan pada klien cara melakukan dan membersihkan BAB/BAK
c.Kontrak
Terapis
menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengetahui cara melakukan dan membersihkan BAB/BAK.
Terapis menjelaskan aturan main
berikut:
v Jika ada klien
yang ingin meninggalkan kelompok,harus
minta ijin kepada
terapis
v Lama kegiatan 45
menit
v Setiap klien
mengikuti kegitan dari awal sampai selesai.
3.Tahap kerja
a.
Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan
untuk BAK/BAB, tata cara
BAK/BAB yang baik. Ulangi sampai semua
klien mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan alat-alat yang
digunakan untuk BAK/BAB.
d. Menanyakan perasaan klien setelah
mengenal tata cara BAK/BAB.
e. Memberikan pujian kepada klien.
f. Upayakan semua klien mampu mengenal
tata cara BAK/BAB.
4.Tahap
Terminasi
a. Evaluasi
v Terapis
menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.
v Menanyakan
ulang cara baru yang baik dan benar tata cara BAK/BAB.
b. Tindak
lanjut
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
No
|
Nama klien
|
Menyebutkan secara
mandiri
cara BAB/BAK
|
Menyebutkan tempat BAB/BAK
|
Menyebutkan cara melakukan
BAB/BAK
|
Menyebutkan cara membersihkan BAB/BAK
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
4
|
|||||
5
|
|||||
6
|
|||||
Petunjuk:
1.Tulis nama
panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk
tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal dan menjelaskan BAB/BAK,
melakukan
BAB/BAK secara mandiri, klien mampu membersihkan diri sendiri setelah
BAB/BAK, klien mampu membersihkan tempat BAB/BAK. Beri
tanda ceklis, jika klien
mampu dan tanda
silang jika klien tidak mampu.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi
psikologik yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara
kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan
pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktivitas kelompok; tujuan
ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian
besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi dengan pendekatan terapi
aktivitas kolektif.
Kurang
perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting). Kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya. Sesi yang digunakan untuk terapi aktivitas kelompok
pada defisit perawatan diri yaitu sesi memperkenalkan diri, sesi manfaat pentingnya perawatan diri, sesi tata cara makan dan minum, sesi
toileting dan sesi tata cara berhias.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes (2000). Standar
Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes
Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan. Jakarta: TBK
Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC
inilah proposal kegiatan TAK kami di rumah sakit jiwa,semoga teman-teman keperawatan yang lagi mencari proposal kegiatan TAK bisa mengambil contoh proposal TAK saya sebagai referensi.terima kasih.
inilah proposal kegiatan TAK kami di rumah sakit jiwa,semoga teman-teman keperawatan yang lagi mencari proposal kegiatan TAK bisa mengambil contoh proposal TAK saya sebagai referensi.terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar